Aplikasi gagal selain penting diketahui, juga agar kita bisa belajar strategi bisnis darinya. Di era gadget ini, kehadiran aplikasi sangatlah membantu para pengguna smartphone agar bisa menjalankan semua urusan mereka dengan mudah. Bahkan berkat aplikasi yang ada di smartphone, kerap kali kita bisa menghibur diri. Seperti contohnya saja aplikasi game online seperti PUBG, Mobile Legend, COC dan lain sebagainya.
Ribuan jenis aplikasi mulai beredar secara luas di Google Play Store dan juga App Store. Di antaranya juga ada yang gratisan bahkan ada pula yang berbayar. Semua memiliki keunikannya masing-masing. Namun, tak selamanya perkembangan aplikasi juga berjalan lancar. Karena ada sebagian aplikasi yang gagal dan akhirnya tidak dipublikasikan. Memangnya apa saja sih aplikasi yang gagal tersebut? Yuk ini dia penjelasan selengkapnya!
10 Aplikasi Gagal yang Pernah Ada
1. Yik Yak
Sejak awal, Yik Yak sebenarnya telah memiliki pangsa pasar yang cukup luas di negara asalnya sana, yakni Amerika Serikat. Akan tetapi kepopuleran aplikasi ini jadi tergerus seiring dengan berkembangnya aplikasi Snapchat. Tapi bukan hanya karena persaingan yang membuat aplikasi gagal ini tak populer lagi. Justru hal tersebut juga dikarenakan fitur anonim yang menjadi keunggulan dalam aplikasi tersebut sekaligus menjadi bumerangnya.
Bagaimana tidak, jika kemudahan membagikan konten yang bersifat anonim ini malah disalah gunakan oleh beberapa pihak. Hingga membuat Yik Yak menjadi tempatnya bullying secara online. Meski kemudian ada fitur filter yang diusungnya supaya bisa mengurangi aktivitas bullying, tetap saja akhirnya Yik Yak tak laku lagi di pasaran.
2. Google Wave
Aplikasi gagal yang satu ini dulunya sempat digadang-gadang akan menjadi pengganti email. Aplikasi ini pun akhirnya diberhentikan setahun setelah diluncurkan. Google Wave memungkinkan kamu untuk mengirimkan pesan dan juga mengedit dokumen.
Akan tetapi, produk Google ini pun akhirnya ditutup karena konon katanya penggunaannya sangat membingungkan. Menariknya dari aplikasi ini adalah fasilitas yang bisa membuat para penggunanya terhubung satu sama lain dan melihat apa yang ditulis secara real time. Bahkan hingga dari karakter per karakternya.
3. Google Plus
Google telah berusaha untuk menciptakan aplikasi media sosial yang hampir serupa dengan Facebook. Setelah Google Buzz gagal, pada akhirnya terciptalah Google Plus pada sekitar tahun 2011 yang lalu. Aplikasi gagal yang satu ini pernah banyak yang memakainya, akan tetapi justru jadi sepi peminat lama kelamaan karena munculnya berbagai aplikasi baru.
Hingga kemudian pada tahun 2018, Google akhirnya memberikan pengumuman perihal pemberhentian dari aplikasi Google Plus ini karena sangat sedikit sekali orang yang menggunakannya. Selain itu, juga karena persaingan di industri aplikasi sangatlah ketat dan cukup sulit untuk dilakukan.
4. BlackBerry Messenger
Pastinya kamu masih ingat dengan aplikasi yang pernah booming beberapa tahun lalu ini, kan? Kini, BBM menjadi aplikasi gagal yang pernah dibuat. Sebab dari kegagalan tersebut berasal dari pembatasan penggunaan aplikasi ini yang hanya bisa digunakan di ponsel BlackBerry saja. Dulu, aplikasi ini tak bisa dipakai di ponsel Android.
Baca Juga : 11 Aplikasi Chatting Jadul Ini Pernah Booming pada Tahun 2000-an, Bagaimana Nasibnya Sekarang?
Namun, ketika akhirnya produk yang satu ini mulai disediakan di ponsel Android, justru hadir lagi aplikasi perpesanan lainnya yakni WhatsApp. Aplikasi WhatsApp banyak menarik pengguna smartphone hingga usaha yang dilakukan oleh pihak BlackBerry malah tak membuahkan hasil yang maksimal. Sampai kemudian aplikasi yang satu ini ditinggalkan oleh banyak orang yang beralih ke WhatsApp.
5. Hailo
Hailo adalah sebuah startup yang memberikan layanan e-taxu seperti halnya Uber. Di London layanan ini bahkan telah mencapai keberhasilan dengan penumpang mencapai 2, juta. Saat itu target pasar Hailo adalah New York, dan menargetkan para pengemudi taksi kuning untuk menggunakan layanan e-taxi ini.
Ternyata target mereka mengalami kendala.Hal ini karena para pengguna taksi yang ada di kota New York tersebut tidak terbiasa membawa smartphone saat bekerja. Padahal untuk dapat menggunakan layanan ini, selama bekerja mereka harus sering memantau smartphonenya. Masyarakat New York juga tidak banyak yang menggunakan aplikasi ini, terlebih ada Uber yang menyaingi dengan tawaran harga lebih terjangkau.
6. Everpix
Salah satu aplikasi paling gagal adalah Everpix. Ini adalah aplikasi perpustakan foto online yang diluncurkan untuk pertama kalinya dalam ajang San Fransisco Discrupt pada tahun 2011 silam. Namun kehadiran media sosial Instagram ternyata telah mengancam keberadaan Everpix.
Kegiatan operasional aplikasi ini pun resmi ditutup sejak 15 Desember 2013, dimana sebelumnya para penggunannya telah mendapatkan pengumaman yang telah disampaikan melalui surat elektronik. Kegagalan aplikasi ini disebut-sebut karena terlalu banyaknya dana yang telah dikeluarkan guna mengembangkannya. Di sisi lain tim pengembang rupanya kurang dalam memperhatikan pemasaran aplikasi, tak ayal ketika aplikasi serupa bisa memperoleh jutaan pengguna, Everpix justru hanya mampu menarik pengguna kurang dari 19.000.
7. Picasa
Aplikasi gagal yang pernah ada berikutnya adalah Picasa. Dengan menggunakan aplikasi ini para pengguna bisa langsung mengedit foto dan video secara online melalui smartphonenya.
Picasa dikembangan pada tahun 2002 oleh developer LifeScape INC, dan pada tahun 2004 akhirnya diakusisi oleh Google. Para pengguna aplikasi ini pun sangat banyak kala itu, dan salah satu aplikasi fotografi yang sangat populer. Namun kabarnya kemudian aplikasi ini kalah dengan aplikasi edit foto dan video dari pengembang lain, hingga akhirnya pada tahun 2016 Google pun resmi menutupnya. Google pun menyarakan para pengguna Picasa untuk berpindah menggunakan aplikasi Google Photos.
8. Quixey
Quixey merupakan sebuh aplikasi yang memiliki fungsi utama untuk membantu penggunamya menemukan konten pada aplikasi yang ada pada smartphonenya. Sayangnya pada bulan Mei 2017 aplikasi ini tidaklah mendapatkan dana investasi secara besar lagi.
Alibaba adalah pemegang saham terbesar dengan dana investasi mendekati angka 80 juta USD. Tapi di bulan Februari 2017 perusahaan China ini menolak putaran investasi lain. Tepat setelahnya, sebagain besar tim yang ada pun diberhentikan. Berdasarkan pengumuman Alibaba, aplikasi ini tidak mampu memenuhi harapan hingga akhirnya dewan pun memutuskan untuk menutupnya.
9. Auctionata
Aucitonata merupakan sebuah aplikasi peroyek yang dirancang khusus agar dapat menarik khalayak untuk dapat ikut berpartisipasi dalam pelelangan seni, dengan melakukan penwaran bisa langsung melalui perangkat.
Pelelangan online dalam bidang seni rupa dan koleksi ini disiarkan langsung. Sayangnya usaha penyiaran ini gagal mencapai tingkat yang ditargetkan.
Selain karena terkendala oleh lambatnya kecepatan broadband, layanan pelanggan yang buruk ditambah masalah pembayaran online, dan pengiriman barang juga menjadi penyebabnya.
Akhirnya, aplikasi yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut pun terpaksa ditutup setelah akhirnya mengalami kesulitan keuangan yang krusial.
10. Rdio
Di Amerika Serikat, pada Agustus 2010 aplikasi ini tercatat sebagai salah satu layanan streaming musik modern pertama yang ada di sana. Saat itu Rdio menawarkan paket streaming di website maupun aplikasi BlacBaerry hanya dengan harga 5 USD.
Pendiri perusahaan ini juga pembuat Skype, yaitu Niklas Zennstrom dan Janus Friis. Rdio memiliki koleksi 7 juta lagu, jumlah ini tentu tertinggal jauh dengan Spotufy yang memiliki koleksi lagu sekitar 30 jutaan.
Perusahaan memiliki komitmen untuk dapat membangun layanan streaming musik terbaik yang sangat disukai para penggunanya. Rdio pun memikiki fitur sosial, sehingga para pengguna dapat melihat apa saja musik yang sedang didengarkan teman-temannya secara real time.
Sayangnya perusahaan tidak memiliki tim pemasaran yang handal untuk menarik para pengguna. Padahal layanan yang dimiliki Rdio terbilang baik dan unggul.
Rekomendasi Kami : 15 Aplikasi Ini Ampuh Membantu Penderita Insomnia Cepat Tertidur Pulas
Penutup
Dari berbagai aplikasi di atas kita dapat belajar, bahwa selain keunggulan produk atau layanan kita juga harus menggunakan strategi marketing yang tepat. Dalam usaha apapun kita harus bisa selalu berinovasi sehingga tidak mudah kalah oleh para pesaing yang senantiasa bermunculan.
Itulah beberapa aplikasi gagal yang pernah dibuat dan pernah sangat populer. Kira-kira kamu pernah memakainya tidak ya?